Dia lantas menyamakan penyerangan ulama dan ustaz juga terjadi menimpa tenaga medis hingga aparat hukum lainnya.
Baca Juga: Dianiaya setelah Salah Tangkap, Remaja di Ternate Laporkan Sejumlah Oknum Polisi
"Kalau pemerintah sih melihatnya peristiwa-peristiwa semacam ini kan banyak ya, bukan hanya ustaz, bukan hanya pembakaran masjid," ucapnya.
Hampir setiap saat ada berita orang membunuh di rumah sakit, dokter dibunuh, jaksa, polisi dibunuh. "Kan hampir setiap saat terjadi," kata Mahfud MD.
Dia mengakui, setiap ada peristiwa penyerangan terhadap ulama dan masjid kerap membuat masyarakat marah dan melampiaskannya di media sosial.
Terlebih lanjut dia, jika kepolisian kerap menyimpulkan pelaku penyerangan tersebut sebagai 'orang gila' atau 'menderita gangguan jiwa'.
Mahfud MD lantas menilai jika apa yang dilakukan polisi harus benar-benar objektif dalam menangani kasus tersebut.
Dalam kasus penyerangan ustaz dan ulama juga tidak membuat kesimpulan sepihak agar tidak menimbulkan persepsi miring di kalangan masyarakat.
"Dulu biasanya kalau ada orang melakukan itu lalu di medsos rame 'Oleh pemerintah mesti dilindungi, pasti dibilang gila gitu," kata dia menerangkan.
Mahfud MD lalu mengatakan, tidak pelu menyebut pelakunya gila, sebaiknya hal itu diputuskan di pengadilan.