Gerakan Oksigen untuk Warga: Ketika Warga Saling Bantu Menuju Pandemi Terkendali

- 4 Oktober 2021, 08:05 WIB
Seorang relawan, Mega (28) menurunkan tabung yang akan dikelola oleh Siswo Mulyartono, dkk di Cirebon.
Seorang relawan, Mega (28) menurunkan tabung yang akan dikelola oleh Siswo Mulyartono, dkk di Cirebon. /Suara Ternate/Arief Bobhil Paliling/

“Dari obrolan di WhatsApp grup kami, kemudian tercetus satu ide bagaimana kalau kemudian kita pinjemin oksigen yang kita punya kepada warga lain dan kita ajak yang lain begitu juga. Tapi permintaan begitu banyak sehingga perlu dilakukan penggalangan dana dan kita kemudian membeli sejumlah tabung (dengan kondisi terisi) untuk pertama kali dipinjamkan selama lima sampai tujuh hari kepada warga yang membutuhkan, yang saturasinya sangat rendah,” jelas Alif Iman Nurlambang, Koordinator Pelaksana Gerakan Sejuta Tes termasuk gerakan Oksigen untuk Warga dalam acara tayang bincang Mata Najwa.

Peminjaman tabung ini juga awalnya ditujukan untuk pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri atau mereka yang sulit menjangkau pelayanan kesehatan.

Gerakan peminjaman oksigen gratis ini dimulai sejak kamis, tanggal 1 Juli, lima hari setelah Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin menyampaiakan bahwa pasokan oksigen dan tabung oksigen di Indonesia masih cukup.

“Bapak-Ibu juga mungkin mendengar mengenai isu oksigen, kami bisa sampaikan di sini, bahwa oksigen yang ada itu cukup. Kita memiliki kapasitas produksi oksigen di Indonesia itu sebagian besar untuk industri: 75 persen itu oksigen untuk industri, hanya 25 persen oksigen untuk medis. Nah kami sudah mendapatkan komitmen dari supplier-supplier oksigen ini bahwa mereka bisa mengalihkan yang kapasitas oksigen buat industri ke oksigen medis,” kata Menteri Kesehatan.

Namun perkiraan Menteri meleset. Ternyata pada bulan-bulan itu kebutuhan oksigen sangat mendesak di masyarakat sehingga terjadi kelangkaan.

Kamis pagi, hari pertama Gerakan Sejuta Tes memulai program peminjaman tabung, dua tempat pengisian oksigen yang ada di jalan Pramuka tutup karena kehabisan stok, begitu juga dengan satu tempat pengisian oksigen yang ada di jalan Salemba.

Sementara pendaftar di hari itu yang masuk ke Gerakan Sejuta Tes ada 250 orang dan yang mereka bisa layani hanya 26 orang karena stok tabung yang tersedia di mereka juga terbatas.

Awalnya Gerakan Sejuta Tes memulai dengan 12 tabung, pun baru didapatkan pagi itu juga. Baru sorenya stok tabung mereka bertambah. Gerakan peminjaman oksigen ini mereka sebut Oksigen untuk Warga.

Hari pertama di Utan Kayu — tempat gudang mereka — hanya ada enam orang: empat orang yang bertugas mengantar tabung, satu orang yang bekerja sebagai administrasi, dan satu lagi melayani peminjam yang datang ke gudang. Selain mereka, ada dua orang lagi yang membantu dari rumah untuk merespons formulir yang masuk; dua orang lain lagi berupaya mencari sumber tabung oksigen

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x