Ini Penuturan Guru SMP Islam Ternate yang Melakukan Aksi Protes di Halaman Sekolah hingga Viral

18 September 2021, 20:22 WIB
Ulya Sanusi Taslim, guru di SMP Islam Ternate ketika melakukan aksi protes di halaman sekolah terkait lemutasian dirinya ke sekolah di Kecamatan Terpencil /Tangkapan layar St Ternate/

SUARA TERNATE - Mutasi 14 Aparatus Sipil Negara (ASN) di lingkup Pemerintah Kota Ternate, Maluku Utara belum lama ini, memunculkan perbincangan di masyarakat.

Ini setelah beredarnya video seorang guru di salah satu sekolah menengah pertama di Ternate yang mengamuk di halaman sekolah setelah mengetahui dirinya masuk dalam daftar ASN yang dimutasikan ke kecamatan di luar pulau Ternate.

Perempuan yang belakangan diketahui bernama Ulya Sanusi Taslim ini, mempertanyakan pemutasiannya ke sekolah di Kecamatan Pulau Moti.

Baca Juga: Soal Laut Natuna, PKS: Nelayan Kecil Selamatkan Muka Indonesia di Kancah Internasional

Ditemui di tempatanya mengajar SMP Islam Ternate ini, Ulya megaku sebagai ASN, dia tak mempersoalkan kemana dia harus dimutasikan. "Sebagai ASN, ditugaskan di mana saja saya siap, selama berada di NKRI," katanya Sabtu, 18 September 2021

Namun, yang menjadi persoalan, dia menduga pemutasiannya ke SMPN 15 Ternate itu dilatarbelakangi motif tertentu yang dilakukan kepala sekolah (Kepsek).

"Dia (Kepsek, red) menganggap torang ini adalah virus baik yang mau menghancurkan virus jahat. Makanya dia mau kase singkirkan virus baik tarada," katanya. "Dia (Kepsek) tako (takut, red) semua terbongkar," sambungnya.

Ulya dan beberapa guru yang turut dimutasi, selama ini kerap melaporkan setiap masalah yang ada di sekolah yang tidak pernah terselesaikan dengan baik ke pihak Yayasan.

"Selama ini torang so bicara banyak persoalan ke pihak yayasan, namun tidak ditolerir," tutur dia.

Satu dari sekian persoalan di sekolah adalah gaji guru honorer selama tiga bulan terkadang belum juga dibayarkan.

Baca Juga: Dalih Kebebasan Berpendapat di Media Sosial, Agnez Mo: Jari Tak Boleh Lebih Cepat dari Otakmu

"Coba tanya ke ketua yayasan saja, itu pak Muksin. Torang (Kami, red) sudah pernah mengeluh ulang-ulang ka belum itu ?."

Di tempat terpisah, Kepsek SMP Islam, Wahda Umsohi justeru membantah semua tuduhan yang disampaikan Uliya termasuk seperti soal upah guru honorer yang belum terbayarkan.

"Kalau guru honorer pe gaji itu tidak begitu. Ada dia pe anggaran lewat dana BOS yang cair setiap triwulan. Yang terlambat ini honor guru PNS yang belum terbayar karena kebijakan tertentu," katanya.

 Baca Juga: Terungkap Hubungan Fahri Hamzah dengan Sri Mulyani, Ini Faktanya

Wahda juga membantah bahwa pemutasian 3 guru di SMPN Islam ke Kecamatan di luar pulau Ternate bukan atas usulan darinya. Dia bahkan bersumpah tak mengetahui pasti kenapa ketiga guru itu dimutasikan ke Pulau Moti.

"Saya tidak ada niat apa-apa ke mereka. Bahkan saya sayang ke mereka ulang," tukasnya.

Diketahui, selain Ulya ada dua guru di SMP Islam 1 Ternate yang dimutasikan, yakni Runita Thaib dan Farida Umasangadji.

Sementara untuk masalah dimutasikan, seorang guru yang tak ingin disebutkan namanya berharap ada pertimbangan soal usia juga kesehatannya.

Sebab, menurutnya, penempatannya di luar Ternate akan memberatkan dirinya yang sudah tak muda lagi yang juga memiliki masalah pada kesehatan jantung. Ia berharap ada pengertian dari Pemerintah Kota.

Seperti diketahui ada 14 PNS di Pemkot Ternate yang dimutasikan berdasarkan SK Wali Kota Ternate nomor 824/8205/2021 tertanggal 13 September 2021.***

Editor: Purwanto Ngatmo

Tags

Terkini

Terpopuler