Diet Vegan Bisa Cegah Penyakit Seperti Hipertensi dan Diabetes

- 1 November 2021, 16:05 WIB
Diet terbaik bagi penderita diabetes adalah menjadi vegetarian karena dapat membantu mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat.
Diet terbaik bagi penderita diabetes adalah menjadi vegetarian karena dapat membantu mengontrol kadar gula darah agar tidak meningkat. /Pixabay/RitaE


SUARA TERNATE - Fitri Hudayani, SGz, MKM, RD, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, menyatakan penerapan pola makan atau diet vegan yang tepat bisa mencegah timbulnya penyakit-penyakit degeneratif, seperti hipertensi, diabetes, hingga sakit jantung.

“Dengan jumlah kalori yang sama, indeks massa tubuh (IMT) pada penganut vegan lebih baik atau lebih kecil dibandingkan dengan bukan yang penganut vegan. Dengan IMT yang baik ini, tentu benefitnya sangat banyak,” ungkap Fitri kepada ANTARA pada Senin 1 November 2021.

Berdasarkan penelitian di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics pada 2016, diet vegetarian yang direncanakan secara tepat, termasuk vegan, bisa memberikan manfaat kesehatan demi pencegahan dan pengobatan penyakit tertentu.

Baca Juga: Ancaman Bau Rokok dan Tips Menghilangkannya

Dalam penelitian itu menyebutkan vegetarian dan vegan memiliki risiko lebih rendah terhadap penyakit jantung iskemik, diabetes tipe 2, hipertensi, jenis kanker tertentu, dan obesitas.

Hal itu terjadi karena rendahnya asupan lemak jenuh serta tingginya konsumsi sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan, hingga produk kedelai yang semuanya kaya serat dan fitokimia sehingga dapat berkontribusi pada pengurangan penyakit kronis.

“Pada kelompok vegan, konsumsi vitamin, mineral, serta seratnya jauh lebih baik dibandingkan yang tidak menganut vegetarian atau makanan biasa saja. Kecenderungan mereka konsumsi natrium dan lemak jenuh lebih rendah sehingga kejadian untuk penyakit hipertensi dan sakit jantung itu akan lebih bisa dihindari pada kelompok vegan,” terang Fitri.

Baca Juga: Muncul Varian AY.4.2, Satgas Covid-19 Masih Teliti Karakterisiknya

Vegan merupakan jenis diet vegetarian ketat yang tidak mengonsumsi sumber pangan dari hewani dan produk turunannya, termasuk telur, susu, dan gelatin.

Pada prinsipnya, kata Fitri, jika seseorang ingin menjalankan diet vegan maka ia harus memahami dan merencanakan sumber-sumber pangan yang bisa disubstitusikan untuk memenuhi kebutuhan gizi harian, mulai dari kebutuhan karbohidrat, protein, hingga lemak.

Sebagai contoh, sumber kalsium bisa didapatkan dari produk nabati, vitamin D dan B12 bisa didapatkan dari sumber makanan dari sayuran dan daun-daunan berwarna pekat serta kacang-kacangan, dan sebagainya.

“Jika kita tidak yakin sumber-sumber tersebut kurang atau tidak cukup terpenuhi, maka kita juga bisa mengonsumsi makanan-makanan yang difortifikasi atau yang diperkaya, misalnya konsumsi sereal yang difortifikasi zat besi,” kata perempuan yang aktif sebagai pengurus Asosiasi Dietisien Indonesia (AsDI) dan Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) itu.

Orang yang menjalankan diet vegan juga dapat mengonsumsi suplemen tambahan, misalnya suplementasi zat besi untuk melengkapi kebutuhan yang sebelumnya dipenuhi dari konsumsi daging merah.

Namun, Fitri menegaskan suplemen tersebut merupakan kebutuhan yang dapat dikonsumsi jika tubuh seseorang memang berada dalam kondisi defisiensi atau kekurangan zat gizi. Ia juga menekankan perlunya berkonsultasi kepada ahli gizi sebelum memutuskan menerapkan diet tertentu sehingga ada pihak tetap yang mengawasi perkembangan kesehatan.

“Kami akan menilai dari penerapan diet tersebut apakah keluhan atau gejala yang kurang menguntungkan dari tubuh. Saya menyarankan sebelum menjalankan diet secara ketat, baiknya bisa konsultasi ke dietisien untuk diberikan perencanaan menu, tip dan trik, serta bagaimana cara kita beralih ke diet tersebut,” katanya.***

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x