Intelijen Rusia 3 Kali Selamatkan Presiden Ukraina dari Upaya Pembunuhan

5 Maret 2022, 00:09 WIB
Jadi Target Utama Rusia, Presiden Volodymyr Zelensky 3 Kali Selamat dari Upaya Pembunuhan/Instagram @zelenskiy_official /

SUARA TERNATE - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky masih berusia panjang. Sebab, sudah tiga kali dalam sepekan atau selama invasi yang dilakukan Rusia, dia lolos dari percobaan pembunuhan.

Zelensky berhasil lolos dari target pembunuhan setelah mendapat bocoran informasi dari pihak yang tidak setuju dengan invasi yang dilakukan Rusia.

Dikutip Dailymail, Rusia ternyata menyewa tim elite untuk menangkap Zelensky hidup atau mati. Tentara bayaran bernama Wagner ini bukan bagian dari tentara Rusia.

Baca Juga: Heboh Peran Soeharto di SU 1 Maret Dihilangkan, Sejarahwan Anhar Gonggong: Saya Punya Dokumennya

Tentara yang didukung Kremlin dan pasukan khusus Chechnya ini disebut-sebut sangat berbahaya. Mereka berjumlah sekitar 400 orang. Mereka menyusup ke kota-kota Ukraina.

“Mereka akan masuk ke sana dengan misi yang sangat terkenal, sesuatu yang ingin disangkal oleh Rusia, karena, pemenggalan kepala negara adalah misi besar. Dalam hal dampak pada kebijakan kedaulatan Rusia, ini mungkin akan menjadi misi terbesar mereka sejauh ini. Itu akan berdampak besar pada perang,” ucap Sekretaris Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina Oleksiy Danilov kepada stasiun televisi lokal.

Baca Juga: Diajak Fadli Zon Debat Keppres yang Menghilangkan Peran Soeharto, Ini Respon Mahfud MD

Dia melanjutkan, ada dua kelompok tentara bayaran yang secara terpisah berencana untuk membunuh Zelensky.

Namun, aksi pembunuhan tersebut dapat digagalkan lantaran adanya anggota intelijen Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) yang anti dengan aksi perang sehingga membocorkan informasi upaya pembunuhan itu kepada pemerintah Ukraina.

Baca Juga: Masuk Usia Senja, Barcelona Niat Perpanjang Kontrak Dani Alves Musim Depan

“Saya dapat mengatakan bahwa kami telah menerima informasi dari [Dinas Keamanan Federal Rusia], yang tidak ingin mengambil bagian dalam perang berdarah ini,” kata Danilov

Tentara bayaran itu diduga dijalankan oligarki Yevgeny Prigozhin, sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka disebut masuk lebih dahulu ke Ukraina sebelum keputusan invasi diumumkan Putin.

Baca Juga: Unggah Foto Sedih Bercaption Jangan Panggil Aku King di Instagramnya, Nassar Bikin Netizen Cemas dan Penasaran

Beberapa hari yang lalu, operasi yang sangat terlatih dikatakan menunggu lampu hijau dari Kremlin untuk menerkam. Dalam daftar 24 sasaran mereka termasuk di antaranya perdana menteri Ukraina, seluruh kabinet.

Termasuk Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko dan saudaranya Wladimir, mantan juara tinju yang menjadi figur ikonik di kotanya.

Rencana itu disabotase setelah mereka mencapai eselon atas pemerintah Ukraina pada Sabtu pagi, mendorong Kyiv untuk mengumumkan jam malam “keras” selama 36 jam.

Baca Juga: Batas Aman Terbaru Volume Musik Ditetapkan WHO

Seluruh warga diperintahkan tetap berada dalam ruangan sehingga tentara dapat menyapu bersih jalan-jalan dari kemungkinan masuknya penyusup. Warga diperingatkan bahwa mereka berisiko dianggap musuh jika terlihat berada di luar selama jam malam.

Sumber lain menyebut, tim Wagner memiliki anggota sekitar 2.000 sampai 4.000 tentara bayaran. Mereka telah tiba di Ukraina pada Januari, tetapi dengan misi yang berbeda.

Kelompok itu dikatakan melacak Zelesnky dan rekan-rekannya melalui ponsel mereka untuk memastikan posisinya setiap saat.

Baca Juga: Hoshi SEVENTEEN Positif Covid-19, Begini Gejala yang Dirasakan

Sebuah regu pembunuh Chechnya juga berusaha untuk membunuh Zelensky pada 1 Maret setelah Menteri Keamanan dan Pertahanan Nasional mengatakan mereka menghadapi dua regu pembunuh, seperti dilaporkan Fox News.

Chechnya adalah bagian dari Garda Nasional Rusia dan dikenal menggunakan taktik brutal. AS menawarkan untuk mengevakuasi Zelensky. Namun, mantan komedian itu mengaku saat ini hanya membutuhkan amunisi, bukan tumpangan karena Ukraina menghadapi beberapa ancaman bom dan potensi perang nuklir.

Wagner diketahui sudah cukup berpengalaman. Mereka pernah melakukan operasi rahasia di Afrika dan Timur Tengah. Termasuk di Suriah.

Baca Juga: Sempat Tak Berniat Membuat Akun Sosial Media, Jo In Sung Akhirnya Membuka Akun Instagram

“Mereka sangat efektif karena sulit dideteksi.," terang mantan komandan Komando Pasukan Gabungan Jenderal Sir Richard Barrons,

“Mereka dapat muncul dari bayang-bayang, melakukan hal-hal yang sangat kejam dan kemudian menghilang lagi, tanpa jelas siapa yang bertanggung jawab. Mereka tidak secara langsung terkait dengan pemerintah Rusia dan oleh karena itu mereka masuk akal untuk disangkal,” lanjutnya.

Sumber mengatakan kepada Times bahwa milisi diberi pengarahan tentang rencana Putin di Ukraina pada bulan Desember, jauh sebelum tentara Rusia diberi tahu tentang perang tersebut.***

Editor: Purwanto Ngatmo

Sumber: dailymail

Tags

Terkini

Terpopuler