Pengguna Twitter Ini Identifikasi Bahasa Tulis Bjorka, Diduga Orang Indonesia

- 13 September 2022, 16:10 WIB
Data surat dan dokumen milik negara yang dibocorkan peretas bernama Bjorka. (Tangkapan layar/Breach)
Data surat dan dokumen milik negara yang dibocorkan peretas bernama Bjorka. (Tangkapan layar/Breach) /

Kejanggalan lain. Cerita Bjorka tentang ‘old man’ ini memilik tenses inconsistency. Dlm B. Inggris, untuk menceritakan orang yg sudah meninggal, orang akan otomatis menggunakan ‘past tense’ karena mereka sudah tidak ada di dunia ini,” ucap dia.

Kejanggalan yang lain yang dia temukan yaitu penggunaan idiom menghirup udara bebas. “Phrasa ‘have breathed free air’ ini terkesan seperti terjemahan literal dari bahasa Indonesia: “menghirup udara bebas” - gaya idiom Bahasa Indonesia yang sangat khas,” kata dia.

Sebelumnya, dikutip dari Pikiran-Rakyat.com Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat bersama sejumlah menteri untuk membahas kejadian ini.

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate mengatakan bahwa Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk segera menindaklanjuti dugaan kebocoran data-data milik negara.

“Di rapat dibicarakan bahwa ada data-data yang beredar oleh salah satunya oleh Bjorka, tetapi data-data itu setelah ditelaah sementara adalah data-data yang sudah umum, bukan data-data spesifik dan bukan data-data yang ter-update sekarang, sebagian data-data yang lama untuk saat ini. Hanya tim lintas kementerian/lembaga dari BSSN, Kominfo, Polri dan BIN tentu akan berkoordinasi untuk menelaah secara mendalam,” ucap Johny.

Baca Juga: Keren! Bocah 10 Tahun Ini Pecahkan Rekor Dunia Kemas Tas Sekolah

Johny menuturkan bahwa akan segera membentuk tim untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya dalam rangka menjaga kepercayaan publik.

Tim tersebut terbentuk dari berbagai unsur, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kepolisian Republik Indonesia, hingga Badan Intelijen Negara (BIN).

Johny mengajak masyarakat untuk membangun kekuatan nasional untuk menjaga kekompakkan dalam menghadapi bahaya ruang digital.

“Bahaya di dalam ruang digital itu adalah tentunya tindakan kriminal digital. Ini yang harus kita jaga bersama-sama, bangun kerja bersama. Berbeda pendapat, itu normal dalam demokrasi, dihormati dalam demokrasi. Tapi pada saat untuk kepentingan negara secara keseluruhan, marilah kita jaga kekompakan,” ujar dia.

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: Twitter Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah