Konflik yang Tak Kunjung Usai antara Orang Rimba dengan Perkebunan Sawit

- 6 November 2021, 11:35 WIB
Ilustrasi. Suku Anak Dalam (SAD) yang dikenal Orang Rimba di Jambi.
Ilustrasi. Suku Anak Dalam (SAD) yang dikenal Orang Rimba di Jambi. /Antara

Baca Juga: Hasil Konser Festival Astroworld Bakal Disumbangkan ke Badan Nirlaba Travis Scott

Perusahaan sawit yang berkonflik dengan Orang Rimba, merupakan wilayah jelajah suku ini sejak sebelum ada perusahaan di wilayah itu. Namun kemudian perusahaan hadir dan membiarkan komunitas itu terlunta-lunta di dalam lahan mereka.

Tanpa ada upaya untuk mengakomodir suku ini dan memperlakukan mereka layaknya bagian dari anak bangsa.

"Ini yang jadi intinya, Orang Rimba kehilangan sumber penghidupan mereka, akibat beralih fungsi menjadi perkebunan sawit,” kata Robert.

Di sisi lain, bagaimana kebun sawit tidak lagi ada umbi di dalam tanahnya, tidak ada lagi pohon buah untuk konsumsi sehingga Orang Rimba (SAD) mengambil brondol yang jatuh untuk ditukarkan dengan beras.

"Kondisi ini yang menjadikannya sumber persoalan dan pembiaran yang terlalu lama pada nasib Orang Rimba telah menyebabkan semakin buruknya kualitas hidup Orang Rimba," kata Robert Aritonang.

Ketika Orang Rimba melakukan aktivitas mengambil brondol buah sawit dianggap sebagai pencuri pelaku kriminal, dan juga dengan sangat mudah mereka diperlakukan sewenang-wenang.

"Tidak ada perhitungan dari perusahaan bahwa Orang Rimba sudah ada di situ jauh sebelum mereka hadir," kata Robert lagi.

Akibatnya Orang Rimba dianggap pelaku kriminal, sehingga satpam perusahaan yang tentunya atas arahan perusahaan melakukan tindakan yang mereka yakini sebegai bentuk perlindungan tempat usaha.

"Sama sekali perusahaan tidak melihat Orang Rimba bagian yang harusnya dicarikan solusi permanen untuk mereka. Orang Rimba seolah dianggap sebagai penumpang di lahan tersebut, sehingga semua tindakan mereka dianggap sebagai pelaku kriminal dan kesalahannya di situ, tidak melihat Orang Rimba bagian dari anak bangsa," kata kata Robert.

Halaman:

Editor: Ghazali Hasan

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x