Ahli Ungkap Masih Banyak Masyarakat yang Keliru dalam Meyikat Gigi

- 23 Maret 2022, 08:45 WIB
Ilustrasi sikat gigi.
Ilustrasi sikat gigi. /Pexels.com/Miriam Alonso/


SUARA TERNATE - drg. Usman Sumantri, M.Sc, Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), menyatakan bahwa kebiasaan menyikat gigi pada masyarakat Indonesia memang sudah baik, akan tetapi masih banyak di antara mereka yang keliru dalam penerapannya.

Hal itu merujuk pada data Riskesdas 2018 yang mencatat dari 94,7 persen masyarakat yang memiliki kebiasaan menyikat gigi setiap hari, hanya 2,8 persen yang sudah menyikat gigi dengan benar. Waktu yang tepat untuk menyikat gigi sendiri adalah pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.

"Kebanyakan orang itu bangun tidur, sikat gigi, sarapan, berangkat ke sekolah atau ke kantor. Begitu juga mau mandi sore, dia sikat gigi, padahal seharusnya sikat gigi kan sebelum tidur. Ini yang memang mesti diubah, perilaku orang sehingga kesehatan giginya bisa dipertahankan," ujar Usman dalam konferensi pers virtual, Selasa, 22 Maret 2022, kemarin.

Baca Juga: Efektif Bersihkan Saluran Pernapasan, Begini Cara Gargle yang Benar Menururt Ahli

Tak hanya permasalahan ketepatan waktu menyikat gigi, Usman pun menyoroti perbedaan pemahaman mengenai definisi "sakit gigi" antara praktisi kesehatan dengan masyarakat.

Dia mengatakan, sekarang ini masih banyak masyarakat yang berpikir bahwa sakit gigi berarti ketika sudah dalam kondisi berdenyut-denyut.

"Kami menganggap gigi berlubang sedikit saja itu sudah 'sakit'. Sudah gejala-gejala perubahan pada warna gigi, mungkin ada spot-spot, itu sudah menunjukkan ke arah karies," ujar Usman.

Baca Juga: Kenali Deteksi Dini Gejala Kanker Usus Besar dan Wasir

Kesehatan gigi, kata Usman, sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup hingga rasa percaya diri terkait penampilan seseorang.

"Belum lagi masalah estetikanya. Jadi kalau sudah banyak gigi hilang, otot-otot wajah juga akan terpengaruh, akan turun. Dan itu, barangkali mempercepat orang terlihat lebih tua dari umur sebenarnya," katanya.

Apabila kesehatan gigi terganggu, maka fungsi pengunyahan juga ikut terganggu sehingga dapat memicu masalah pada sistem pencernaan seseorang.

Baca Juga: Artati Widiarti: Solusi Mudah Perangi Stunting dengan Konsumsi Ikan

"Akibat terganggu fungsi pengunyahan, maka pencernaan menjadi berat, absorpsi makanan juga akan terganggu. Jadi ke mana-mana efek dari orang kehilangan gigi, selain pengunyahan terganggu," ujar Usman.

Oleh sebab itu, Usman menekankan pentingnya pencegahan sejak dini agar kesehatan gigi tetap terjaga hingga usia tua dan jangan menunggu hingga sakit gigi baru pergi ke dokter.

Ia juga menggarisbawahi pentingnya mengampanyekan edukasi dan promosi kesehatan gigi yang dilakukan di sekolah-sekolah, terutama sekolah dasar. Melalui program seperti ini, diharapkan dapat mengubah perilaku sejak dini untuk selalu menjaga kesehatan gigi dengan benar.

"Mudah-mudahan dengan begini, kualitas kesehatan gigi masyarakat Indonesia akan semakin bagus," tuturnya.***

Editor: Ahmad Zamzami

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah